Indrajit dan Senjata Nagapasa

INDRAJIT & SENJATA NAGAPASA

Dalam wiracarita Ramayana, Indrajit adalah putera Rahwana dengan Mandodari, puteri Mayasura, raja para rakshasa yang mengalahkan Rahwana dan menjadikannya menantu. Indrajit lahir dengan nama Megananda, yang bermakna _Ular berbisa_ (yang di Indonesia dimaknai keliru Megananda adalah anak Awan di Jawa - Anak e Mega). 

      Sejak  kecil Megananda dididik dan diasuh oleh kakeknya, Mayasura, dan pamannya, adik ibunya yang bernama Mahirahwana. Itu sebab, Indrajit mewarisi aneka ilmu kesaktian yang luar biasa dari kakek dan adik ibundanya. Nama julukan ‘Indrajit’  yang bermakna “penakluk Indra” adalah anugerah dari Dewa Brahma ketika Megananda berhasil mengalahkan dan memenjarakan Dewa Indra, Sang Surapati, raja para Dewa. Indrajit juga dianugerahi senjata Brahmastra oleh Dewa Brahma. 

Karena lndrajit anak sulung yang cerdas, kuat, gagah, berjiwa ksatria,  dan memiliki kesaktian luar biasa, ia diangkat oleh Rahwana menjadi putera mahkota Kerajaan Alengka. 

       Dalam peperangan antara pihak Rama dengan Rahwana, Indrajit sering merepotkan bala tentara Rama dengan kesaktiannya yg hampir tak tertandingi. Dari kakeknya, Mayasura, Indrajit memperoleh senjata sakti bernama Nagapasa, yg apabila senjata tersebut dilepaskan, maka akan keluar beribu-ribu ular gaib tak kasat mata yang menyerang ke barisan musuh. Mereka yang terkena gigitan ular gaib Nagapasa itu tubuhnya demam, lemah, terus tidak sadarkan diri.

Saat tentara wanara menyerbu Alengka, pertempuran sengit terjadi antara para rakshasa dengan para wanara. Indrajit terlibat pertarungan sengit dengan Anggada. Anggada adalah putera Subali, guru dari Rahwana. Meski semua senjata sudah dikeluarkan Indrajit, tak satu pun yang membuat Anggada, putera guru ayahnya itu kalah.

Akhirnya Indrajit melepas senjata Nagapasa. Seketika menebar beribu-ribu ular berbisa tak kasat mata yang menggigit Anggada, bala Wanara bahkan menggigit Rama dan Laksmana. Semua tertidur tidak sadarkan diri seperti orang mati.

Di antara seluruh pasukan Wanara yang tak sadarkan diri itu hanya Wibisana dan Hanoman yang tidak kena gigitan Nagapasa. Wibisana meminta Hanoman agar mengambilkan obat daun Sandhilata (sambiloto?) yang terdapat di Gunung Malyawana. Hanoman pun pergi ke Gunung Malyawana, mengambil daun Sandhilata yang tumbuh di sebuah bukit. Dengan daun sandhilata itu para Wanara berhasil disembuhkan, bahkan Sri Rama dan Laksmana sadar kembali dari penyakit yang dianggap sihir itu.

Apakah senjata Nagapasa itu sejenis virus yang digambarkan sebagai ular berbisa tak kasat mata, sebagaimana ilmu Candabhirawa yang tiap tetes darah menitik bisa menggandakan jumlah raksasa bajang tak kasat mata yang menewaskan beribu-ribu orang? Yang pasti dalam wiracarita Ramayana, Indrajit digambarkan memiliki hubungan khusus dengan Dewi Kali melalui upacara Asurik. Maknanya, jika Indrajit berhasil melaksanakan upacara Asurik, maka tidak ada satu pun manusia dan dewa yang dapat mengalahkannya. Begitulah, Wibisana, adik Rahwana yang tidak lain adalah paman Indrajit yang berkhianat, meminta Laksmana dan bala Wanara untuk menggagalkan upacara Asurik yang sedang dilaksanakan Indrajit.

Akibat gagal melaksanakan upacara Asurik, Indrajit diserang oleh Laksmana dengan panah yang membuat kepalanya terlepas dari tubuhnya. Anehnya, kepala Indrajit yg jatuh ke tanah digambarkan menyala-nyala laksana api. Apakah nyala api dari kepala lndrajit itu gambaran dari menyebarnya virus Nagapasa dari inangnya? Wallahu a'lam...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Besar UPT Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian Jawa Timur Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1441.H, 2020

Penyemprotan Disinfektan Guna Pencegahan Virus Corona Covid -19 di Area UPT LPPK JATIM